Mengelola emosi


Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Istilah emosi menurut Daniel Goleman (1995) memaknai emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap.
Menurut Chaplin (1989) emosi adalah sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku.
Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis. 
Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus.

Pengaruh Emosi

Menurut Daniel Goleman jika emosi orang-orang didorong ke antusiasme, kinerja akan meningkat; jika orang-orang di dorong ke arah kebencian dan kecemasan, kinerja akan merosot.
Dibawah ini adalah beberapa contoh tentang pengaruh emosi terhadap perilaku individu di antaranya sebagai berikut :
  • Memperkuat semangat, apabila orang merasa senang atau puas atas hasil yang telah dicapai.
  • Melemahkan semangat, apabila timbul rasa kecewa karena kegagalan dan sebagai puncak dari keadaan ini ialah timbulnya rasa putus asa (frustasi)
  • Menghambat atau mengganggu konsentrasi belajar, apabila sedang mengalami ketegangan emosi dan bisa juga menimbulkan sikap gugup (nervous) dan gagap dalam berbicara.
  • Terganggu penyesuaian social, apabila terjadi rasa cemburu dan iri hati.
  • Suasana emosional yang diterima dan dialami individu semasa kecilnya akan mempengarui sikapnya dikemudian hari, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Sedangkan perubahan emosi terhadap perubahan fisik (jasmani) antara lain :
  1. reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona,
  2. peredaran darah : bertambah cepat bila marah,
  3. denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut,
  4. pernapasan : bernapas panjang kalau kecewa,
  5. pupil mata : membesar mata bila marah,
  6. liur : mengering kalau takut atau tegang,
  7. bulu roma : berdiri kalau takut,
  8. pencernaan : mencret-mencret kalau tegang,
  9. otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang atau bergetar (tremor),
  10. komposisi darah : komposisi darah akan ikut berubah karena emosional yang menyebabkan kelenjar-kelenjar lebih aktif.
Mengelola Emosi
Emosi adalah salah satu unsur yang membentuk kepribadian manusia yang sangat berharga. Boleh dikata ini unsur yang berdiri sendiri, tapi juga sangat dipengaruhi pola pikir. Emosi sudah terbentuk sejak manusia dilahirkan.
Seorang bayi yang lahir ke dunia, merasa tidak nyaman dengan keadaan dunia yang tak senyaman dalam kandungan ibunya. Maka ia langsung menangis sekeras-kerasnya. Bila ada suatu rangsangan yang menyakiti dirinya, atau ia merasa lapar, bayi itu langsung menangis meronta-ronta.
Sesudah besar, pikiran semakin mempengaruhi emosinya. Bila ia memperoleh apa yang ia inginkan, pikirannya puas, emosinya pun bahagia. Tapi bila pikirannya mengharapkan sesuatu dan terbentur suatu hal, emosinya pun kecewa, frustrasi sedih atau marah. Maka dapatlah dikatakan, mengendalikan emosi sesungguhnya adalah mengendalikan pikiran kita, karena sampai batas tertentu pikiran bisa menguasai emosi.
Yang menjadi problem adalah seringkali emosi tak bisa dikendalikan oleh pikiran, mes kiingin sekali menguasai atau mengelolanya. Di sinilah kadang emosi bergerak sendiri, sesuai karakter, sifat dan kepribadian.
Para ahli seperti Fehr san Russel menyatakan bahwa “Setiap orang tahu apa itu emosi, sampai dia diminta untuk memberikan definisi tentang emosi itu sendiri, setelah itu tidak seorangpun dari mereka yang mengetahuinya”. Ketika menggunakan istilah tersebut, emosi merupakan sebuah pengalaman rasa. Kita merasakan adanya emosi, tidak sekadar memikirkannya. Ketika seseorang mengatakan atau melakukan sesuatu yang secara pribadi penting, maka emosi akan meresponsnya, biasanya diikuti dengan pikiran yang ada hubungannya dengan perkataan tersebut, perubahan psikis dan hasrat untuk melakukan sesuatu. Bila ada seorang teman yang semena-mena menyuruh melakukan sesuatu, psikis mengalami perubahan, tekanan darah meninggi karena terpacu adrenalin dan siap untuk marah.
Emosi itu bisa menjadi positif, tetapi bisa juga negatif. Emosi yang positif secara personal menghasilkan perasaan yang menyenangkan. Apakah itu bangga, harapan, kelegaan, emosi ini akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Dalam interaksi dengan orang lain, emosi yang positif bisa membangun kedekatan, sebuah hubungan yang ditandai dengan keinginan baik, pemahaman dan perasaan menjadi bagian dari sebuah ‘kebersamaan’. Sebaliknya, perasaan marah, frustrasi dan emosi-emosi negatif lainnya secara personal menghasilkan perasaan susah, kecewa, sakit hati atau marah. Emosi-emosi ini kecil kemungkinannya digunakan untuk membangun kedekatan.
Emosi bisa mengalihkan perhatian dari persoalan pokok yang akan dibicarakan. Emosi bisa menghancurkan hubungan. Emosi bisa mengeksploitasi. Sebaliknya emosi positif bisa mempermudah terpenuhinya beberapa kepentingan yang substantif. Emosi positif bisa mempererat hubungan. Emosi positif tidak akan menambah risiko bahwa kita akan dieksploitasi.
Mematikan emosi, adalah suatu hal yang mustahil karena itu suatu hal yang alamiah. Demikian juga menghilangkan emosi. Emosi muncul sebagai reaksi atau respons manusia terhadap suatu rangsang eksternal maupun internal. Setiap rangsangan akan mendapat reaksi. Namun ada titik-titik waktu, yang bisa dipikirkan, bagaimana bentuk reaksi yang diambil, inilah yang disebut respons, bentuk reaksi emosi yang sudah diatur oleh pikiran dengan pertimbangan yang bijak. Tentunya emosi yang timbul adalah emosi positif dan menguntungkan semua pihak, bukan emosi yang merusak segalanya.
Dengan demikian lebih baik perhatian diarahkan kepada apa-apa yang membangkitkan reaksi emosi-emosi tersebut. Perhatian utama adalah keinginan manusia yang penting dalam semua hubungan antarmanusia. Keinginan itu sering kali tidak terucapkan, tetapi tidak kalah pentingnya jika dibandingkan dengan ketertarikan yang tampak.
Keinginan utama itu memberikan kerangka yang sangat kuat untuk mengatasi emosi tanpa mendapatkan masalah dengannya. Ada lima keinginan yang merangsang, baik maupun buruk, munculnya berbagai emosi dalam sebuah interaksi manusia. Lima keinginan itu adalah apresiasi, afiliasi, otonomi, status dan peran.
Kalau kita mampu menangani semua itu dengan efektif, kita bisa merangsang munculnya emosi-emosi positif, baik di dalam diri kita sendiri maupun pada orang lain. Karena setiap orang memiliki keinginan ini, maka kita bisa secara langsung memanfaatkannya untuk merangsang munculnya emosi-emosi positif.

Sumber: http://himcyoo.wordpress.com/2012/10/04/emosi-dan-cara-mengelolanya/
Share this post :

Post a Comment

Followers

Test Sidebar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Isni Aceh Info - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger